Jumat, 04 Agustus 2017

Mengapa Bacaan Sholat Dzuhur dan Ashar Dipelankan?

Sebagai umat Islam , sholat yaitu perkara wajib yang harus dilaksanakan. Tak peduli kondisi kita menyerupai apa , dimana kita berada , dan acara apa yang kita lakukan , sholat tetap harus dilaksanakan.

Sholat yang baik yaitu sholat yang dilaksanakan secara berjamaah. Bahkan sholat berjamaah berpahala 27 derajat daripada sholat sendiri. Dan pasti kau pernah bertanya , mengapa ketika sholat berjamaah pada ketika dzuhur dan ashar bacaannya dipelankan tidak menyerupai subuh , magrib , dan isya'?
Sholat berjamaah / Gambar via readthespirit.com

Inilah balasan mengapa bacaan sholat dzuhur dan ashar dipelankan

Mengenai bacaan sholat dzuhur dan ashar yang dipelankan , hal ini bukanlah duduk perkara wajib atau sunnah , melainkan lebih pada boleh atau tidaknya dalam pelaksanaannya. Hal ini dilandaskan pada firman Tuhan Ta'ala pada Al Qur'an surat Al Isra ayat 110.

"Dan janganlah kau mengeraskan suaramu dalam sholatmu dan jangan pula merendahkannya , dan carilah jalan tengah antara keduanya." (Al Isra 110)

Ayat tersebut turun ketika ada masalah pada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di Mekkah. Saat itu , dia melaksanakan sholat berjamaah bersama para sahabat. Beliau mengeraskan bacaan sholat biar para jamaah dapat mendengarnya.

Namun , kau musyrikin Mekkah yang mendengarnya malah mencaci bacaan dia , mencaci Dzat yang menurunkannya , dan mencaci pula yang menyampaikannya (Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam).

Tetapi Tuhan Ta'ala juga memberikan "dan jangan pula merendahkannya" sehingga bacaan mesti tetap terdengar oleh teman yang ada di barisan shaff pertama. Oleh alasannya yaitu itu , Tuhan Ta'ala melanjutkan dengan "dan carilah jalan tengah antara keduanya".

Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa ketika sudah berhijrah ke Madinah , perintah tersebut gugur. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam boleh melaksanakan yang dia kehendaki antara keduanya. Dari keterangan tersebut , Tuhan Ta'ala memerintahkan biar tidak mengeraskan bacaan ketika siang hari (sholat dzuhur dan ashar) biar tidak menjadi celaan bagi musyrikin.

Untuk bacaan sholat magrib , isya , dan subuh dapat dizhahirkan. Hukum mengenai hal ini telah dijelaskan dalam shahih muslim , Abu Hurairah memberitahukan perihal keadaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika sholat.

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah sholat bersama kami. Pada sholat dzuhur dan ashar , dia membaca Al Fatihah dan dua surat pada rakaat pertama. Sesekali dia memperdengarkan ayat yang dia baca. Beliau memanjangkan bacaan pada rakaat pertama dari sholat dzuhur dan memendekkannya pada rakaat kedua. Begitu juga sholat subuh."

Dari keterangan tersebut , pada kalimat "Sesekali dia memperdengarkan ayat yang dia baca" bahwa adanya kebolehan mengeraskan (jahar) atau memelankan (sirr) bacaan , bukan menjadi syarat sah dalam sholat.

Semoga hal tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan agama kita. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar